Picture
Sosial budaya, premis yang dipakai untuk mata kuliah Desain Produk 3.

Sebuah premis yang bisa dikatakan sangat rumit, karena kita dituntut untuk me re-desain produk yang sudah ada di pasaran, atau bahkan mencipta sesuatu yang baru, yang ditujukan untuk masyarakat. 

Bahkan katanya, karena kerumitannya tersebut, Perancangan 3 kelas saya sekarang, wacananya akan menjadi perancangan 3 terakhir yang mengambil premis sosial budaya, selanjutnya akan digodok lagi premis apa yang lebih sesuai.


Saya sendiri mengambil troli untuk barang yang akan di re-desain, khususnya troli di supermarket yang mempunyai dudukan untuk bayi, karena banyak masyarakat kita yang senang membawa anak – anaknya yang masih balita untuk berbelanja. 

Mereka mendudukkan balitanya pada tempat yang ada pada troli untuk menjaga supaya anaknya tidak kesana – kemari dan mengganggu kegiatan berbelanja orang tua, tetapi dudukkan tersebut belum sepenuhnya nyaman untuk para balita. 

Ø posisi balita yang menghadap ke belakang, di salah satu sisi itu agar bisa tetap menghadap ke orangtua, tetapi di sisi lain balita sering menengok ke depan karena penasaran.

Ø kurangnya space atau dimensi dudukan tersebut, membuat balita terlalu susah bergerak, memang fungsinya untuk menjaga si balita, tapi bisa juga membuat si balita merasa dikurung

Ø ada juga karena tempatnya yang dianggap kurang aman, ada keluarga yang sengaja membawa baby sitternya berbelanja, untuk menjaga balita mereka tetap aman.


II.       SAMPEL KUESIONER

Nama                   :

Jenis Kelamin       :

Usia                   :

Pendidikan             :

1. seberapa sering anda datang ke supermarket?

2. apakah pilihan anda untuk membawa belanjaan anda?

3. apakah anda membawa balita ke supermarket?

4. apakah anda sering menaruh balita anda di dudukan pada troli?

5. apakah anda merasa aman menaruh balita anda disana?

6. menurut anda apakah balita merasa nyaman di dudukan itu?

7. biasanya berapa lama anda menghabiskan waktu berbelanja?

8. menurut anda, apakah troli yang sekarang membutuhkan fitur tambahan? Sebutkan!


III. Dasar Acuan

Untuk menjawab dan mengatasi permasalahan yang ada pada troli dan dudukan balitanya, maka saya menggunakan metodi poling yang ditujukan kepada responden yang ada di supermarket.

Tapi tidak melulu harus diberikan kepada yang sudah berkeluarga, yang belum berkeluarga tetapi membawa balita juga diberikan, dan yang tidak membawa balitapun diberikan juga. 

40 orang, dari 16 – 33 tahun.

Hasilnya sebagai berikut :

Ø 60% responden pernah atau iya membawa balita ke supermarket, 40% lainnya tidak

Ø 23% pernah mendudukkan balitanya di troli, sedangakan 77% sisanya tidak karena sebagian besar berasumsi kurang aman dan tidak cukup nyaman

Ø 70% menginginkan fitur baru di troli, contohnya sabuk pengaman untuk balita, space yg jelas untuk menempatkan belanjaan menurut jenisnya, bentuk lebih menarik, ada tempat duduk jika capek saat berbelanja, dan ada tempat sampah untuk bungkus makanan yg dimakan sebelum dibayar, dan sisanya mengatakan sudah ok atau cukup. 



*klik pada gambar untuk memperbesar grafik

beberapa opini untuk troley yang lebih baik

- karena untuk membawa balita, maka harus ada pengaman untuk balitanya, contoh sabuk pengaman. 
- tempat duduknya terlalu keras kalau untuk balita, coba di buat lebih empuk.
- sedikit space untuk menyimpan barang (yang kalau dititipkan di tempat penitipan merasa kurang nyaman)
   contoh : kunci, dompet, dll. 
- dibagi per jenis belanjaan, misal ada space untuk telur, yg mudah pecah.
- troley nya dibikin untuk bisa diduduki juga oleh orang dewasa, karena jika kita kelamaan belanja bisa juga merasa capek,
   dan butuh tempat duduk untuk istirahat.
- lebih mainstream bentuknya, karena dari dulu sampe sekarang, bentuknya gitu - gitu aja.

(ini sebagian dari opini - opini yang masuk melalui kuesioner yang saya buat, tidak semuanya ditulis)


IV. SOLUSI

Picture
Hasil dari pemberian kuesioner diatas sudah jelas kalau masih banyak yang ragu untuk mendudukkan balitanya di troli supermarket, karena mereka merasa dudukan tersebut belum cukup aman dan nyaman untuk balitanya. 
Solusi yang akan diberikan disini, membuat sebuat troli atau mere-desain troli yang sudah ada, dengan mere-posisi dudukan balitanya, serta membuat dengan dimensi yang lebih besar dari sekarang tanpa mengurangi sisi keefektifan troli itu sendiri. 
Serta dilengkapi dengan sabuk pengaman yang besarnya menyesuaikan dari besar dudukan dan besar tubuh si balita, dan membuatnya dengan direction ke depan, agar si balita tidak tengak – tengok. Kasihan juga, pengaruh kepada otot lehernya akan lelah. 
Dibuat tetap dekat dengan orang tuanya, agar si balita merasa aman, dan orang tuanya juga tetap dapat menjangkau balitanya. 



Jadi intinya, orangtua mendapatkan kenyamanan dalam berbelanja, dalam bentuk dudukan untuk balitanya agar tidak kemana – mana dan tetap dalam jangkauan, sedangkan untuk si balitanya, dia dapet nyaman di dudukan terebut, anteng dan enjoy dalam pengalaman barunya berbelanja dengan orang tuanya. 



Leave a Reply.